Kamis, 06 Juni 2019

(lagi) travelling eropa: Go Home

Akhirnya waktu jualah yang mengharuskan kami menyudahi travelling kali ini, banyak kenangan dan hati yang fresh.. cerita lucu sampai serius juga ada..

Pengalaman bertambah kembali dari perjalanan sebelumnya, semakin bertambah wawasan dan pujian untuk Sang Pencipta yang telah mencipatakan bumi dan segala isinya dengan keragaman yang luar biasa.

Sejauh mata memandang ketika travelling, hanya satu yang saya utarakan di dalam hati: Thanks God !!!



Berkat yang saya terima, saya pergunakan dengan bijak, pepatah mengatakan hidup harus seimbang, dalam segala hal harus seimbang, bicara soal travelling, hal ini memang saya planningkan setiap tahun ketika cuti tahunan saya ambil untuk kembali me-recharges- tubuh dan jiwa saya setelah 1 tahun full bekerja, itu baik untuk kesehatan dan semangat berkobar bisa terus dijaga.

Bukan sekedar jalan-jalan, tapi juga menikmati berkat yang Tuhan beri, melihat ciptaan Nya di bagian sisi yang lain dari negara Indonesia. Meski tetap saja Indonesia selalu dihati...




Tetap saja rindu kampung halaman, negara sendiri, kangen dengan baksonya, siomay nya, mie ayam nya, tahu gejrot dan pete bakarnya, belum lagi sayur asem dan lodeh yang terbayang-bayang.
Bajigur, wedang jahe, ronde tidak ditemukan di negara lain.

Cepet sampai Jakarta cuma mau segera makan lontong sate top di kawasan Duren Tiga, pengen juga jajan pecel ikan, bubur dan ikan asin nya..

Ahhh tetap Indoneisa is the best lah.. hahhaaa... 
Kuliner tidak ada duanya untuk Indonesia, belum lagi rempah-rempahnya yang bikin berasa setiap masakannya.

Lalu, mau kemana lagi tahun depan? Entahlah.. maksud hati ingin ke belahan dunia yang lain tapi kemana ya?

Dan itu pun jika tidak ada rintangan.. semoga planning untuk next bisa terwujud dengan baik, mengingat usia juga bertambah, kesibukan juga semakin padat, dan belum lagi memaintence hal lainnya.

Hidup perlu dinikmati, nikmati sesuai dengan kemampuan kita dengan apa yang kita punyai. Bagikan berkat dengan apa yang kita temui lihat di lluaran sana, agar berkat itu menjadi teladan minimal dapat dicontoh untuk kebaikan bersama. Dan ingat selalu untuk beryukur ketika Tuhan memberi kesempatan untuk kita bisa menikmati semua yang kita rasa dan terima.

Bukan gagah-gagahan yang mau dicapai, bukan juga pengakuan diri yang dituju, tapi semua nya hanya sebagai ungkapan syukur bisa menikmati banyak hal diluaran sana.

Kenangan ini juga akan menjadi bekal untuk anak cucu bertutur, menceritakan kebaikan orang yang ditemui kala di luar sana. Bertutur tentang kecanggihan dan kehebatan diluaran sana, agar kita pun bisa berpikir jernih tidak seperti katak dalam tempurung.
Tidak menjadi kuno karena kurangnya pengetahuan. Memang tidak harus ke luar negri untuk menjadi lebih bijak dan berwawasan. Banyak cara bisa melalui membaca buku, mendengarkan berita di radio atau melihat dari televisi. Cuma kalau pas kebetulan bisa ke luar negri yaa gak salah juga...

Banyak kejadian yang luar biasa selama saya travelling, bagaimana Tuhan membimbing dan membantu hingga buat saya mukjijat itu nyata. Kala itu di London, pagi buta mengejar kereta menuju Scotland, tidak mengerti kalau stasiun dekat penginapan itu masih tutup. Jadi harus menuju ke stasiun yang lebih besar lagi.. pusing bingung ditengah sepinya pagi buta, ehh kok bisanya ada Ibu-ibu memberi tau harus bagaimana, lalu kita mengikuti nasehatnya, saat kembali mau berterimakasih  ehhh ibu itu sudah tidak kelihatan entah kemana jalannya hingga tidak kelihatan lagi.. 

Belum lagi ketika kami ke Belanda ini, saat mau menuju ke Keunkof eh sang sopir bus dengan baiknya memberhentikan kami tepat di tempat pasukan orange, titik kumpul kami tinggal jalan beberapa langkah saja.. padahal kami tidak minta dan juga tidak bertanya.

Belum lagi orang-orang yang kami pakai jasanya untuk menyewa kendaraan atau sewa penginapan, seperti di Jepang kendaraan yang kami sewa sang sopir walau agak unik, tetap saja bersedia mengantar kami sampai tepat di pintu masuk Shinkansen dan menunjukkan dimana kami harus belok mengikuti jalur kereta, karena kami tidak mengerti dengan tulisan lidi-lidi jepang.. hahahaaa..

Di Belanda ini pun, kami bertemu orang seperti P Eka juga yang sangat peduli, belum lagi Mbak Icha yang dengan sabar melayani kami selama di Paris. Wahh betul-betul Tuhan mengirimkan orang-orang baik yang menuntun, mengarahkan, menemani kami selama travelling.
Belum juga yang terjebak di stasiun kereta dimana kami tidak bisa keluar lantaran kami salah menggunakan kereta, tapi tetap saja Tuhan sudah sediakan orang yang dipilihnya untuk memberi bantuan kepada kami, penjaga toko yang rela harus rugi karena harus mengeluarkan kami dari stasiun kereta dengan kartunya.. 5 orang 5x tap artinya 5x biaya yang dia keluarkan, tapi dengan tulus bahkan senyuman pria itu membantu kami. 

Thansk God untuk semuanya.... Tuhan sangat peduli memperhatikan kami yang sedang berada di negara lain. 
Bahkan handphone hilang pun Tuhan tetap orang baik untuk menyimpan bahkan menghubungi kami, ketika itu di Bangkok. Bagaimana kah mungkin perjalanan kami satu orang harus bersedih hati karena handphonenya hilang?
Siapa yang sangka, kami sudah tiba di hotel, sudah mandi bahkan siap-siap mau makan malam, tau-tau ada orang yang menghubungi kami lalu menyampaikan bahwa handphonenya tertinggal dibandara dan disimpannya dibagian security, sempat curiga takut modus, strategi pun kita mainkan ketika akan mengambil handphone tersebut, tapi tertanyat tidak... betul-betul orang baik yang Tuhan kirimkan, sampai malu hati karena sempat curiga, mohon ampun dong.. tapi gak ada salahnya juga untuk tetap waspada bukan?

Belum lagi di Vietnam, bagaimana mungkin kalau bukan Tuhan yang berkarya, ketika tujuan kami harus ke Halong Bay namun karena badai taufan maka lokasi ini ditutup. Kesal kecewa dan lain sebagainya tak mungkin kita menantang alam yang ganas dan tidak mungkin juga Tuhan membiarkan kami terhempas kalau memaksakan diri, beruntung pemerintah setempat menutupnya. Dan digantikannya penghiburan melalui Miss Anna dan Miss Ha yang begitu baik hati, menghantar kami ke lokasi wisata lainnya yang tidak kalah menarik bahkan dikasih oleh-oleh kopi pula ketika kami pulang. Wah.. wah. wah... pokoknya semua perjalanan saya, saya rasakan penuh pimpinan Tuhan. Dan memang setiap mau memulai untuk pergi dari pembelian tiket, penginapan, penyewaan mobil hingga lainnya.. saya serahkan dan bawa doa kepada Nya supaya TUhan saja yang membimbing kami.

Brunei, itu pun Tuhan hantarkan orang begitu baik, penyewa mobil sekaligus yang mengendarai juga, begitu baik hingga susah deh dikomentarin nya..
Negara ini unik, sulit naik kendaraan umum, sanking kaya nya mungkin ya.. semua warganya punya kendaraan.
Alhasil penyewa membawa kami ketempat yang bagus dan indah, disaat akhir dalam perjalanan kami di negara ini, kami menyempatkan untuk menikmati makanan all you can eat juga, dia membawa kami kesana, yang ternyata tidak sembarangan orang yang bisa masuk ikut makan disana meskipun kita bayar.
Sudah dikenal dan terkenal khusus untuk orang kaya, katanya.. hahhaaaa jadi kami berkesempatan juga melihat sisi yang lain dari orang kaya di Brunei, ada 1 pelajaran yang saya tangkap. Ketika itu banyak yang masuk dengan mengenakan pakaian adat, yaitu bersarung, ber peci, lahhh saya bertanya, ternyata mereka kalangan orang kaya berintelek di negiri ini, justru mengagungkan adatnya maka mereka berpenampilan dengan busana khasnya.. wahhh kagum saya melihatnya... menjaga melestarikan budayanya....

Ahh banyak betul kenangan dan kesaksian yang sulit diceritakan disini. Thanks God, terima kasih Tuhan itu saja yang bisa saya ucapkan. Semua kembali untuk Kemulian bagi Nama  Tuhan saja... Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar