Senin, 02 September 2019

Siapa kawan, siapa lawan

Ada pribahasa yang biasa kita dengar, tak kenal maka tak sayang. Sebagian besar benar adanya.. Sudah dibuktikan. Namun juga mesti diwaspadai, karena pribahasa itu tak selamanya cocok... Yaaa mungkin harus dilihat kepada siapa, bagaimana situasi dan kondisinya dan mungkin seperti apa perlakuan kita kepada orang lain, atau orang lain kepada kita.


Image result for sahabat
images from google
Seorang sahabat menaruh kasih setiap saat pada sahabatnya... mungkinkah itu dilakukan dengan konsisten dan abadi? rasanya tidak juga... jangankan sahabat, kadang saudara sekandung saja bisa menikam, memusuhi lebih dari kepada seteru... aahhh ternyata sulit melakukan yang Tuhan mau, yes.. betul, itulah perjuangan kita sebagai manusia berdosa, tiap kali yang baik yang mau kita lakukan justru yang tidak baik yang kita kerjakan, roh penurut tapi daging lemah... fuiihhh... beratnya hidup manusia itu ya...
Maka tak heran, hanya "Sahabat Sejati" itu saja yang mampu. Siapa ya? hayoo siapaaa tebak.... Yesus, Dialah Sahabat Sejati itu.. dia menaruh kasih setiap saat pada kita, apapun keadaan kita, Dia selalu menerima.. tak pernah ditolak Nya kita yang datang kepada Nya.


Lantas bagaimana dengan sahabat di dunia ini? yaa itu.. perjuangan kita untuk melakukan Firman Nya.. minimal kita usahakan dari hari ke sehari tanpa menyerah.. meski kadang jatuh, bangun lagi, jatuh dan bangun lagi... andalan kita cuma pimpinan Roh Kudus, karena kita tak akan  mampu melakukannya sendiri dengan kekuatan kita.

Sahabat di dunia, kadang mengecewakan. Sebentar menjadi teman yang baik, tapi di satu sisi yang lain bisa menjadi lawan, bahkan lebih dari lawan... dendam membara, dendam kesumat justru malahan bisa melekat sampai ajal yang hanya ditujukan kepada sahabat... banyak kejadian demikian dengan berbagai macam peristiwa.. dulu sahabat, sepenanggungan, bercerita sana sini, curhat sana sini, orang kepercayaan tak tertandingi, namun bisa langsung menjadi lawan, hanya oleh karena permasalahan kecil. Saat ego masing-masing keluar serasa lupa segalanya bahwa pernah menjadi sahabat, teman dekat dan apalah namanya yang lainnya....
Sungguh miris ya.... sulit membayangkannya...

Lalu bagaimana jika hal itu menimpa bloger dan saya? jika saat teman dekat tak lagi dekat.. tapi jauhhh nun jauhh disana, bahkan menjadi orang yang tidak kita mengerti, tidak kita kenali, tidak lagi menjadi orang yang diandalkan, dicari, ditunggu... justru sebaliknya, seperti barang usang yang tidak berguna lagi, ingin rasanya dibuang, dibakar atau apalah namanya yang penting tidak lagi menjadi bagian dalam kehidupan kita... wow... sungguh bumi dan langit perbedaannya... adakah kita jumpai atau dengar kisah demikian? Jawabannya: banyakkkkkk.....

Maka tak heran kalau ada orang mengatakan: saya tidak mau punya sahabat, cukup berteman saja. Teman saya banyak, dari pada sahabat yang terbatas jumlahnya, tapi seringkali justru menjadi seteru bahkan lawan kita. Hmmm.... dipikir-pikir benar juga ya... lebih baik punya banyak teman, beribu-ribu teman dari pada satu atau beberapa sahabat yang katanya... selalu sedia setiap saat... ketika error yaaa tetap saja akhirnya hilang sahabat itu dan kembali hanya teman yang setia.... 

Bisa saja seperti itu, karena istilah sahabat itu lebih dari sekedar teman.. ada plus nya, ketika kita sebut dia sahabat kita... ada unsur kepercayaan disana, unsur "kekeluargaan" disana.. beda dengan istilah teman, yang diartikan just kenal, tegur sapa, biasa saja tanpa ada tuntutan. Lalu mengapa istilah sahabat ada unsur tuntutan ? ya jelas lah,,,, karena sudah saling mempercayai, kasarnya rahasia tidak ada lagi antara keduanya.. mungkin inilah yang disebut menjadi terikat... 

Jadi bagaimana kita menyikapi hidup kita dalam hal pertemanan, relanship satu dengan lainnya? menurut saya, simple saja... ketika setiap kita sudah mejadikan orang tertentu menjadi seorang sahabat bagi kita, maka tanggung lah resikonya apapun itu... begitu juga sebaliknya, ketika prinsip hidup kita tidak menginginkan teman yang disebut sahabat, jadi cukup sekedar berteman, ini pun harus siap kita menerima resikonya. Apapun pilihan pertemanan kita, pasti ada resiko, jadi siaplah menanggung resiko. Tidak mungkin kita menuntut sempurna apa yang kita harapkan dari seorang sahabat kita, begitu juga tidak mungkin kita menuntut sempurna dari pertemanan dengan kawan-kawan... mesti harus tau kapasitas kita sebatas apa... sekalipun sahabat atau teman menjadi lawan, bijak lah menerima keadaan dan bersikap.. ingat selama masih di dalam dunia ini, tidak ada yang sempurna... easy going.. gak usah stress atau terlalu memikirkan hal yang tidak-tidak, sekalipun mungkin hati mu sakit, lepaskan dan terus lah berjalan, karena hidup terus berputas. Tapi ingat, buang segala dendam, karena tidak ada gunanya dendam ikut bersama bloger dan saya kemana pun... cukup dikubur tuh si dendam.. gak ada gunanya kalau dendam dipelihara. Dan berjalanlah terus tanpa harus menoleh kebelakang lagi.. didepan banyak hal yang indah dan menjanjikan, raih untuk kebahagiaan. Karena sejatinya Tuhan pun tidak mau kita tinggal diam saja, mungkin pelajaran yang dipetik adalah : pandai-pandai memilih teman atau teman yang kamu jadikan sahabat...  :)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar