Selasa, 18 Februari 2014

tolong bantu beri judul

Ketika mendengar kabar bahwa om ku meninggal dunia, sontak kaget dibuatnya. Karena pasalnya kematian om sangat mendadak, tidak ada informasi sakit atau lainnya. Semua fine-fine saja. Meskipun jarak kami jauh, om di sumatera sana, tapi kedekatan kami antara om dan ponakan cukup hangat. 
Dia adalah om ku, adik dari papa ku. Adik laki bontot.... sempat lama om ku tinggal bersama dengan kami ketika aku masih kecil. Jadi banyak cerita yang aku tau tentang om ku tersebut.
Dari mulai jatuh cintanya beliau pada seorang gadis sampai hingga kini memiliki putra semata wayang. Maka dari itu, ketika mendengar telah meninggalnya beliau membuat kami jadi terbayang kenangan masa lalu. 

Namun karena keadaan pekerjaan dan kegiatan lainnya yang sulit kami tinggalkan, maka tidak ada satupun dari kami yang dapat pergi ke Sumatera. Akhirnya kami titipkan salam dan berkat melalui om ku yang ada di Jakarta yang kebetulan dapat pergi ke Sumatera. Cukup mengenaskan mendengar kabar kematiannya, yaitu ketika om ku sedang berada di kedai, asyik minum kopi bersama kawan-kawannya, tiba-tiba saja om terjatuh dan pingsan. Saat itu juga segera dilarikan ke rumah sakit oleh kawan-kawannya, tapi malang dirundung malang, nyawa om tidak tertolong... 

Sempat bertelphone ke tante, begitu sedih tante ditinggal mendadak oleh om.. kami hanya dapat memberikan kata penghiburan agar tante tetap kuat, tabah dan semangat.
Jadi dari saudara bersaudara papa ku, tinggal 1 om laki-laki yang masih hidup, dan tinggal di Jakarta. Sedangkan papa dan om ku yang tinggal di Sumatera telah "pulang" terlebih dulu ke rumah Bapa di sorga.

Hari pun berlalu sekitar 3 minggu lamanya. Sudah pasti kehidupan berjalan terus dan segala aktivitas pun pasti bergerak. 

Tapi berita mengagetkan kembali terdengar, tiba-tiba saja adek memberi informasi kepada kami semua kakak beradik bahwa tante meninggal yang notabene adalah istri dari om ku yang baru 3 minggu sebelumnya telah berpulang lebih dulu...
Duhh... sontak hati terkejut, kaget dibuatnya dengan berita itu. Belum ada sebulan seorang ayah dipanggil Tuhan dan selang 3 minggu saja berlalu seorang ibu dipanggil Tuhan pula. Lantas bagaimana dengan anak semata wayangnya ??

Sungguh tidak terbayang oleh pikiranku, kehilangan harta benda atau hal-hal duniawi lainnya mungkin mudah dihadapi, tapi ketika kehilangan seseorang yang dikasihi amatlah sulit untuk dihadapi, bahkan lebih dari itu, kehilangan sekaligus dua orang yang dikasihinya dengan waktu yang berjarak pendek. Terbayang dibenak ku rumah duka kembali dibuka, yang 3 minggu sebelumnya rumah duka ada karena sang ayah dipanggil yang Maha Kuasa lalu, belum selesai kesedihan itu hilang, rumah duka menjadi kedua kalinya ada menerima tamu dan handai taulan yang datang....

Dengan berita ini ada, kembali kami berkumpul membicarakan/membahas untuk apa yang selayaknya kami lakukan sebagai saudara bersaudara, sekalipun tetap saja apapun yang kami perbuat tak membuat suasana hati sepupu terobati. Pasti akan memakan waktu yang cukup lama untuk mengobatinya... 
Dengan demikian kami pun menelphone sepupu, tak kuasa hati ketika terdengar dari sana perkataan "belum 1 bulan kak..... sekarang mama yang gak ada" (sambil terisak tangis). Kelu lidah untuk mengucapkan kata-kata penghiburan, seolah beku dan bertulang hingga hanya diam saat menelphone sepupu. Tinggal telinga saja yang mampu menampung curahan hati sepupu serta air mata yang ikut menetes tanpa bisa berkata-kata... Oh my God.... sulit membayangkannya.... 

Ketika sudah tenang, ucapan hanya bisa keluar: kamu sabar.... tenang...

Mungkin jika saat itu kita miliki seluruh dunia ini lalu diberikan sebagai penghiburan, percayalah tak kan mampu membayar rasa sedih yang dialami sepupu ku.... Memang hanya kekuatan dari Tuhan saja yang mampu menopangnya. Dan hanya bisa berdoa agar kekuatan itu diberikan Nya supaya sepupu ku tetap tegar....
Telphone ditutup, terdiam dengan berbagai macam pikiran yang bekecamuk, lalu berencana lah kami untuk berkumpul dan membahas sang sepupu kelanjutan hidupnya. Karena biar bagaimana pun juga ia menjadi tanggu jawab dari adik ku.

Hidup... sulit diterka dan tidak ada satupun yang dapat merangkumnya lalu menyimpulkannya untuk hari esok atau masa depan atau beberapa detik ke depan. Karena hidup hanya dimiliki oleh Sang Pencipta. Dia lah yang mampu memberikan hidup dan hanya Dia juga yang mampu mengambil kehidupan dari setiap orang. Untuk menjadi bagian kita saja lah memaknai hidup dengan bijak karena kelak ketika hidup itu diambil oleh Sang Pencipta, tidak ada kata sesal jika kita telah mengisi hidup itu dengan bijak....

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar