Jumat, 14 September 2018

Trip full day @Hainan: Produk Serbuk Bambu, Nanshan Temple, Yalong Bay Rose Valley, Suku Miao (2)

Pintu masuk Yalong Bay Rose Valley
Bagian depan Yalong Bay Rose Valley






















Yalong Bay Rose Valley, salah satu objek wisata yang juga harus dikunjungi jika pergi ke Hainan Island. Dari namanya saja sudah pasti kita semua bisa menebaknya, yaitu satu lokasi dengan tanaman mawarnya... pasti juga tidak hanya 1 jenis mawar, pasti beraneka jenis mawar... nah ternyata tidak hanya mawar saja... melainkan banyak juga tanaman lain seperti bunga matahari dan lainnya.

Hanya disayangkan, waktu saya ke tempat ini lagi musim panas, jadi hanya bunga tertentu yang kelihatan segar-segarnya, gak tau namanya apa, tapi ada warna merah kayak bayam merah, ada biru kayak lavender, karena kami mengitari area ini dengan kereta taman jadi kami tidak bisa melihat tulisan atau bertanya kepada petani bunga tersebut.

Kita tau kalau mawar kan bagus betul diudara dingin, mungkin dia bermekaran jika kita datang pada saat musin dingin.



Yalong Bay Rose Valley

Icon Yalong Bay Rose Valley ini adalah setelah masuk ke dalam taman ini, ada satu patung besar dengan bentuk love dan jari tangan. Jadi saya sempatkan berfoto disini.

Cukup panas dan terik, tapi semua happy. Setelah berfoto di depan lope-lope ini, kami melanjutkannya dengan menaiki kereta untuk mengitari taman/kebun ini.

Cukup luas dan saya perhatikan mereka betul-betul memikirkan dan mempersiapkan segala sesuatunya loh, terutama pengairannya... agar tanaman tetap mendapat supply air dengan cukup, apalagi dimusim panas seperti ini, semua tumbuhan tetap hidup. Tidak kering.

Dan para pengerjanya juga rajin merawat tanaman tersebut. Ketika saya datang mereka sedang bekerja lucu juga mereka berkerja biar gak kepanasan menimpa, mereka pakai baju yang ditutup dari atas kepala sampai punggung hingga kaki, jadi saat mereka menunduk mereka tidak diterpa sengat matahari, upss... gak bisa dijepret karena HP saya sudah mati kehabisan batere.

Setelah mengitari kebun ini, kami lalu melanjutkan kembali ke mobil untuk meneruskan perjalanan wisata selanjutnya yaitu mengunjungi Suku Miao.

Masuk ke dalam desa Suku Miao setelah bernyanyi
Kami tiba di lokasi Suku Miao, lucu juga.. untuk bisa masuk kedalam area Suku Miao ini, harus nyanyi dulu loh.. katanya sih kalau kita tidak gembira, mereka tidak mau buka pagar nya... jadi kami bersama-sama nyanyi "Nona manis siapa yang punya"

Kami masuk ke area mereka, disini dijelaskan adat istiadat Suku Miao, kalau dilihat mirip-mirip suku dayak, suku asmat gitu deh.... 

Lumayan lah menambah wawasan kita akan suku lain di negara lain.


Suku Miao

Ini lah gaya dan pakain suku miao, pekerjaannya bertani, membuat kain tenun juga sama seperti suku di Indonesia kebanyakan. Selain sebagai nelayan juga, mereka membuat alat-alat perlengkapan menangkap ikan juga sama seperti Indonesia.

Topi caping nya juga sama ya... pekerjaan mereka cukup kreatif, yaitu mengukir pernak pernik terbuat dari perak. Bagus-bagus peraknya, maunya sih beli, tapi apa daya hepeng nya gak kuat.. hahahaha

Jadi cuma bisa menikmati melihat-lihat dan memandang-mandangi saja....
Saya melihat ada 1 pekerja perempuan sedang mendesign perak yang akan di ukir sesuai designnya. Wahhh bagus banget setelah jadi, waktu lihat pekerja itu ampunnn... njelimet rasanya, karena harus telaten menglukisnya sebelum dikerjakan.



Suku Miao sedang menenun
Rumah suku miao























Arak dalam gentong
Suku Miao juga penghasil arak, mereka mengerjakan pembuatan arak, arak ini disimpannya dalam gentong-gentong, infonya semakin arak lama tersimpan, semakin manis rasa dan kualitasnya.

Para pria diminta 3 orang untuk mencicipi arak yang mereka buat, tapi tidak boleh dipegang gelasnya sendiri, mereka yang menegukkan ke masing-masing orang.
Hehehe.. biar pada gak negak banyak kalli ya.. jadi dijatah setegak aja...
Kalau dilihat jadi mereka juga pengrajin tembikar deh, soalnya gentong yang diisi arak ini terbuat dari tanah liat gitu... berarti mereka juga membuat tembikar-tembikar itu ya....






Foto bersama ibu-ibu suku miao dengan hasil kerjanya

Lihat saja foto diatas ini, kami berfoto dengan ibu-ibu suku miao, didepan mereka ada hasil karya tangan berupa peralatan yang terbuat dari tanah liat. Sepintas sama juga lah dengan suku di Indonesia mereka mengerjakan hal yang sama. Setelah itu kami berjalan masuk lagi ke dalam, dan diare tersebut ada macam-macam kegiatan dari yang mengukir perak, membuat bubungan untuk menangkap ikan dan lainnya.



Sedang membuat alat penangkap ikan

Suku Miao senang dengan tarian dan nyanyian jadi waktu kami masuk, kami disambut dengan music jadi kami menari bersama-sama.




Pemusic menari dan bermain music menyambut pengunjung

Diujung lokasi pemukiman ini, ada sebuah tempat dimana menjual hasil karya mereka baik itu perak, makanan ataupun lainnya.










Setelah berlama-lama di tempat ini waktu terus berjalan hingga malam hari, matahari sudah tenggelam diperaduan, kami lanjutkan dengan dinner sebelum kembali ke hotel.






Dan akhirnya kami kembali ke hotel dengan puas, kenyang dan happy. Tiba di hotel sudah pukul 9-an malam, tour leader menginformasikan esok hari boleh bangun siangan. Karena waktu wisata sudah tidak terlalu panjang dan banyak lagi....

Yukss bobo syantik dulu ya....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar