Sabtu, 26 Januari 2013

sampai berapa lama lagi menunggu

"Menunggu"  adalah kata pasif yang berarti tidak melakukan apapun. Dan kata 'menunggu' ini adalah kata yang biasanya dikatakan orang sebagai sesuatu yang membosankan, karena itu tadi, tidak melakukan apa-apa.

"Menunggu" yang berasal dari kata 'tunggu' ini amat erat dengan kata 'harap' jadi umumnya kata "menunggu" yang adalah satu bentuk kata kerja yang didalamnya juga ada unsur "harap" yang akhirnya menjadi kata kerja "harapan" yang membuat orang melakukan tindakan nyata akan 'harap' tersebut.
Setiap orang yang 'menunggu' akan sesuatu pasti 'berharap' sesuatu yang ditunggunya itu terjadi sesuai dengan keinginan atau harapan  orang tersebut. Sehingga karena "menunggu" ini berkawan akrab dengan "harapan" maka orang yang sedang "menunggu" dapat terus melakukan segala hal selain yang tentunya berhubungan dengan sesuatu yang 'ditunggu' itu  agar saat yang ditunggu tersebut menjadi kenyataan atau terjawab. Dan "menunggu" ini juga erat hubungannya dengan "waktu", karena sesuatu yang ditunggu bisa terjawab atau terkabul dengan waktu seminggu, sebulan, setahun dan seterusnya.

Blogger, sesuai dengan judul diatas 'sampai berapa lama lagi menunggu' sudah pasti  tidak tau berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menunggu sesuatu tersebut. Jadi bisa dibayangkan, betapa orang yang menunggu sesuatu dengan berharap penuh dengan waktu yang tidak diketahui kapan tiba saatnya, sudah pasti orang tersebut melakukannya dengan penuh perjuangan. Dan satu lagi..... unsur "menunggu" juga erat hubungannya dengan 'setia'.

Banyak kisah yang sering kita dengar dari kisah kehidupan orang sekeliling kita dengan "menunggu" tersebut. Seperti contoh seseorang ketika ada saudaranya yang koma sekian lama, dengan menunggu penuh harapan sampai suatu ketika orang yang koma tersebut siuman. Saat siuman, sang waktu lah yang menentukan. Dan ketika waktu itu tiba, maka unsur setia atau kesetiaan juga mengiringnya.
Sudah pasti, orang yang menunggu dengan penuh harapan dilakukan dengan kesetiaan pada saatnya waktu yang menjawabnya, apakah yang ditunggu sesuai dengan harapan atau tidak.
Jika menunggu tidak dibarengi dengan kesetiaan, maka sudah pasti sesuatu yang ditunggu akan pupus ditengah jalan. Pupusnya sesuatu yang ditunggu ini tidak lagi dapat dikatakan "ditunggu" karena artinya sudah diputuskan untuk diabaikan. Jadi bukan sesuatu yang ditunggu lagi bukan ?

So.... minimal dengan uraian saya diatas, maka bisa terjawab dong, bagaimana jika kita adalah "objek" yang "ditunggu" itu... Kebayang kan ? betapa kita sudah menyusahkan orang lain ketika kita menjadi orang yang 'ditunggu'.
Ditunggu untuk apa ? macam-macam.... tapi dalam tulisan saya ini, saya ingin sampaikan bagaimana kah jika kita pribadi yang ditunggu oleh orang lain untuk melayani Dia ?

Memasuki tahun 2013, orang bilang tahun baru. Dan begitu "selalu" dikatakan ketika masuk tahun yang berganti, kita semua mengatakan tahun baru, padahal jika kita instropeksi diri, apakah benar kita memasuki tahun baru ? sepertinya kita masuk ke tahun yang baru dengan pribadi yang lama. Dengan impian-impian yang lama, dengan tujuan hidup yang lama pula, tidak merubah untuk melakukan hal yang baru, tujuan baru yang tentunya identik dengan perubahan dari aktifitas, komitmen dan lain-lain. Jadi kita masuk tahun baru atau kita masuk tahun yang berganti dengan pribadi yang lama ?

Maka dari itu, orang yang malas melayani Tuhan ditahun yang sebelumnya, tidak berubah, masuk tahun yang katanya tahun baru 2013 tetap sama, malas melayani Tuhan. So.... betul kan apa yang saya katakan diatas ? tahun yang berganti sebenarnya bukanlah tahun yang baru, karena pribadi tersebut tidak masuk untuk menjalani tahun yang baru itu dengan perubahan yang baru, hati yang baru, komitmen yang baru, goal/tujuan hidup yang baru yang berguna bagi diri sendiri, sesama dan lebih dari itu bagi hormat kemuliaan Tuhan.

Jadi, jika kita adalah pribadi yang menjadi objek yang 'ditunggu' tersebut, betapa kita menyusahkan orang lain. Orang lain menunggu dengan penuh harapan dengan perjuangan dan kesetiaan, yang pasti dibarengi dengan doa permohonan agar kita mau melayani Tuhan. Kalau kita sudah membayangkannya, tunggu apa lagi, segera ambil tindakan iman dengan melangkah dan berkomitmen untuk mau datang melayani Tuhan.
Jangan sampai orang yang menunggu kita memutuskan untuk mengabaikan kita sehingga kita bukan lagi menjadi orang yang ditunggu untuk melayani, sedih bukan ????????????


1 komentar:

  1. mmg enggak enak kalau nungguin orang
    apalagi orangna lambreta banget.....

    heee lam kenal

    BalasHapus