Senin, 06 Mei 2013

tulus memberi

Satu ketika di sebuah panti diadakan acara natal yang sederhana. Panti yang diisi oleh anak-anak seumuran SD. Pada acara tersebut, seperti biasa, sering datang sekelompok organisasi dengan berbagai macam nama datang berkunjung.

Kali ini, organisasi gereja datang berkunjung. Ada beberapa kegiatan yang dilaksanakan, hingga satu acara mengharuskan seorang anak laki-laki dipanggil maju kedepan. Spontan ketika anak ini maju, semua anak-anak bertepuk tangan sambil berterik: bencong...bencong...bencong...bencong...

Entah apa latar belakang hingga semua anak meneriaki anak laki-laki ini dengan "bencong"
Satu pemuda dari pengunjung rupanya penasaran. Ia berpikir apa yang membuat anak lelaki ini diteriaki bencong, namun dirinya tak canggung, marah atau gusar. Anak ini tetap santai dan menganggap biasa seolah teriakan itu tidak ada.

Pemuda ini lalu menghampiri anak laki-laki tersebut, dengan pendekatannya, ia pun menanyakan mengapa anak ini diteriaki bencong.
Dengan kepolosan dan antusias, si anak menceritakan kejadiannya, begini:

Satu ketika di panti dilakukan suatu kegiatan semacam lomba/permainan. Dan anak laki-laki ini menang dalam permainan tersebut, hadiah ia terima. Lalu dibukanya hadiah tersebut dan ternyata anak laki-laki ini mendapat sebuah boneka Barbie.
Ketika diketahui hadiah itu adalah boneka Barbie, lalu salah satu anak perempuan memintanya dan berkata: untuk saya saja bonekanya, itu kan boneka barbie, buat perempuan.
Tapi anak laki ini tidak mau memberikannya. Hingga terjadi permintaan paksa dan tekanan dari anak-anak lainnya agar boneka barbie diberikan saja pada anak perempuan yang memintsnya. Tapi tetap, anak laki yang mendapat hadiah boneka barbie tersebut tidak mau memberikannya. Ia tetap pada pendiriannya.
Sampai sang guru di panti menghimbau juga agar diberika pada anak perempuan, tetap tidak diberikan.

Pemuda ini mendengar cerita anak lelaki ini dengan seksama, lalu pemuda menanyakan mengapa tidak mau memberikan boneka tersebut.

Anak lelaki ini mulai bercerita bagaimana kehidupan keluarganya. Anak ini katakan, dia memiliki 3 bersaudara. Namun karena kehidupan ekonominya yang tidak mencukupi, orang tuanya memutuskan menyebar 3 anaknya. Ada yang dititipkan di keluarga satu dan keluarga lain serta di panti. Dan setiap periode tertentu ketiga anak berkumpul bersama orang tua nya. Salah satu saudara anak laki-laki ini, tepatnya adalah adiknya yaitu seorang perempuan.
Dan saat anak lelaki ini menerima hadiah dan membukanya, didapati boneka barbie, serta merta ia teringat adik perempuannya dan ia akan memberikannya kepada adiknya begitu mereka pulang ke rumah untuk bertemu.
"aku mau kasih boneka ini untuk adik ku, kak..... minggu depan aku pulang  dan kami bertemu..." demikian anak ini bercerita dengan bangganya bahwa ia akan pulang membawa sesuatu pemberian untuk adiknya.

Harga yang dibayar mahal oleh anak laki-laki ini, untu sebuah pemberian yang tulus diberikan untuk adiknya, dengan ejekan/terikan bencong... bencong... bencong...Dia setia menunggu hari yang ditunggu-tunggu tiba yaitu hari pertemuan dengan adiknya yang di kasihinya untuk segera bisa memberikan boneka barbie yang ia dapatkan yang disertai ejekan bencong di hari yang sama seketika itu juga hadiah diterimanya.

Sudahkah kita seperti anak kecil ini yang tulus memberi sekalipun cukup mahal harga yang dibayarnya dengan ejekan/hinaan yang dilontarkan padanya?

(seperti yang diceritakan K' Jem)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar